Teman Baru di Korea
Aku ga tau kalau Gyeongbokgung Palace Korea tutup tiap hari Selasa. Jadi, pas aku sampai disana, aku foto-foto aja. Biasa lah minta tolong turis untuk fotoin aku. Kebetulan radarku mengarahkan aku ke turis wanita yang travelling sendirian juga. Dia lagi foto-foto pakai tripod. Hahaha dia lebih prepare dari aku lho sampai bawa tripod sendiri.
Terus, aku tanya ke dia sesuai SOP yang biasanya aku lakukan: Do you want me to take your picture? Dia bilang ok. Lalu kami saling foto-fotan lah. Abis itu aku tanya, kerajaannya tutup ya? Aku tanya pakai bahasa Inggris. Eh dia bilang I cannot. Dia mulai ketik di HP pakai Google Translate. Kebeneran, aku juga udah install aplikasinya di HP aku.
Ternyata, dia orang Peru, namanya Gio. Dia ga bisa bahasa Inggris. Dia bisanya bahasa Spanyol. Aku bilang aku ga bisa bahasa Spanyol. Hahaha. Akhirnya kami komunikasi pakai HP, lihat, ketik, tuker, lihat, ketik, tuker. Sampe akhirnya kami setuju jalan bareng. Bukan cuma 1 jam lho, tapi seharian.
Kami ke National Museum, Bukchon Hanok vilage, King Sejong the Great dan Changdeokgung Palace. Thanks juga buat Google Translate yang bantu kami berkomunikasi. Hahaha. Ketawa ketawa, makan dari jalan kaki, naik subway sampai naik bis. Sampai kami akhirnya lelah dan pulang ke hotel masing-masing.
Besokkannya, temanku yang dari Indonesia sampai di Korea.
Beberapa hari berturut-turut kami harus ke suatu tempat untuk menyelesaikan urusan yang sudah di planning dari jauh hari.
Ternyata di tempat itu, kami bertemu dengan orang-orang Indonesia. Karena semua sering ketemu, ada juga yang minta aku dan temanku temenin jalan-jalan naik subway, karena mereka naik taksi biasanya. Hari selanjutnya, kami ber 7 memutuskan untuk jalan bareng ke Alpaca World Tour, Nami Island dan The Garden of Morning Calm. Teman baruku makin bertambah.
Terakhir, aku sampaikan ini:
Kalau lagi jalan sendirian, kita harus berani tanya, berani komunikasi sama orang lain dan ga boleh malu-malu.
26 April 2024
Susiana Samsoedin