The Other Side of Anger - Susiana Samsoedin

Orang marah memang bisa kalap alias ga terkontrol. Bahkan bisa menimbulkan kekerasan yang alhasil korbannya orang lain.

Pas aku baca dari berbagai artikel, kebanyakan masyarakat melihat kemarahan dari sudut pandang yang negatif. Kemarahan memang berada pada frekuensi yang rendah dan termasuk energi destruktif kalau tidak mampu mengendalikan dan menanganinya dengan dengan baik.

Ternyata, menurut penelitian kemarahan ada sisi positifnya juga lho:

Kemarahan membantu kita untuk survive. Ketika kita mendapat perlakuan yang tidak adil, kemarahan mendorong kita membela diri.
Kemarahan memotivasi kita untuk keluar dari ketidaknyamanan. Kemarahan mendorong kita untuk maju.
Kemarahan membuat kita mencari cara untuk mencapai target atau hasil yang diinginkan.
Kemarahan memacu kekuatan untuk menghadapi musuh yang lebih kuat.
Kemarahan memotivasi pemecahan masalah dan pencarian solusi.
Kemarahan melindungi prinsip dan kepercayaan yang kita miliki.
Kemarahan merupakan alat untuk bernegosiasi. Kompromi akhirnya dilakukan ketika salah satu pihak marah waktu berargumentasi.
Merasakan kemarahan, kemudian menanganinya dengan hati-hati membuat kita tangguh secara emosional.

“Anybody can become angry – that is easy, but to be angry with the right person and to the right degree and at the right time and for the right purpose, and in the right way – that is not within everybody’s power and is not easy.”
Aristotle

25 September 2023