The Manipulator
Aku suka nonton film dokumenter. Alasannya karena non-fiksi dan sesuai dengan realita. Ada fakta yang digali dan diceritakan. Selalu ada kesaksian atau satement dari narasumber yang berbeda-beda namun merujuk pada hal yang sama: pembuktian.
Minggu ini aku kebut nonton film dokumenter yang lagi nge hits tentang empat pemimpin sekte di Korea yang mengatasnamakan dirinya Tuhan. Filmnya sadis dan keras.
Setelah aku nonton sembilan episode film dokumenter tersebut, aku jadi makin yakin kalau apa yang dilakukan empat pemimpin di film tersebut merupakan manifestasi dari “Sang Manipulator”. Siapa dia?
Menurut Idoceonline.com, manipulator adalah orang yang terampil mendapatkan apa yang diinginkan dengan mengendalikan dan menipu secara cerdik.
Dalam hal ini yang ku maksud manipulator adalah Satan (malaikat pemberontak Tuhan dalam agama Kristen Katolik) atau Mara (penggoda Sang Buddha). Beberapa minggu lalu aku pernah bahas mengenai Satan dan Mara di topik Si Penggoda.
Minggu ini aku mau share tentang strategi manipulatif mereka terhadap manusia, yang ku dapat dari berbagai sumber.
Mara menggoda Sang Buddha untuk mencegah pencapaian pencerahan. Mara, Sang Manipulator menggunakan:
- kesenangan sensual
- keengganan untuk hidup suci
- kelaparan, kehausan
- keinginan
- kemalasan dan kelambanan
- ketakutan, kecemasan
- keraguan
- kesombongan dan sikap tidak berterima kasih (bersyukur)
- kemahsyuran, kehormatan, ketenaran yang diterima dengan cara curang
- bualan (memuji diri), hinaan (meremehkan orang lain)
Strategi manipulatif tersebut dilakukan oleh keempat pemimpin sekte di film itu. Keengganan untuk hidup suci dimanipulasi lebih, sesuai kesepakatan mereka dengan Mara.
Satan menggunakan strategi manipulatif dalam kehidupan sehari-hari. Dia menggunakan strategi:
- brainwash yang menyerang identitas manusia. Satan memengaruhi pikiran manusia sehingga manusia mengikuti pemikiran yang berlawanan dengan cinta kasih dan penerimaan diri.
- solasi: membuat manusia terisolasi dari orang sekitar yang bisa membantu seperti teman dekat, sahabat dan keluarga.
- mendorong manusia untuk mengorbankan miliknya dari jumlah yang sedikit ke banyak. Contoh: memberi uang sedikit ke aliran sesat yang lama-lama meningkat jumlah uangnya.
- menggunakan emosi manusia untuk melakukan propaganda.
Sikap untuk menghadapi godaan dan manipulasi oleh pihak lain: mindful, sadar dengan mengasah suara hati. Pilih tindakan baik dari suara hati. Praktiknya sulit tapi lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali. Tetaplah berdoa dan berusaha.
– Susiana Samsoedin –
2 Comments
Pingback:
Pingback: