Provokator Emosi

Si provokator emosi. Itulah aku.
Tugasku memprovokasi emosi intens yang dialami klien supaya emosi negatif seperti benci, marah, dendam, sakit hati, kecewa, malu, tidak berharga keluar dari diri klien.
Dengan keluarnya emosi, ibarat bak mandi yang dikuras airnya, aku dapat memasukkan sugesti yang membuat emosi yang tadinya berlebihan menjadi biasa saja.
Mengapa menjadi biasa saja?
Karena emosi tetap dibutuhkan untuk proteksi diri. Misalnya marah diperlukan ketika orang lain mengambil hak kita. Khawatir perlu untuk kita berjaga-jaga. Yang menjadi masalah adalah marah dan khawatir berlebihan.
Sebagai provokator emosi, aku betul-betul menggantungkan diri pada tissue, bantal dan selimut.
Tissue untuk menghapus tangisan. Bantal untuk dipeluk atau dipukul dan selimut untuk membuat klien merasa nyaman dan terlindungi.
Thanks buat tissue, bantal dan selimut. You are amazing tools.
Love,
Susiana Samsoedin, M.Pd. CHt®
11 April 2025