July 2023,  My Learning Journey

Never Give Up

Minggu lalu, aku ikut rapat kerja. Biasanya, kalau rapat pasti ada kata sambutan dari pejabat yang berwenang. Sang pejabat mengucapkan dua kata untuk mengingatkan dan memotivasi peserta. Bagiku keren abis. Kata-katanya: Adversity Quotient.

Sumber Gambar: Freepik_Jcomp

Adversity Quotient (AQ)

Adversity Quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, mengelola, mengatur, dan menghadapi kesulitan hidup atau masalah. Selain itu, AQ juga mencerminkan sikap pantang menyerah dan mampu berjuang mengatasi masalah serta memecahkannya di luar teori buku yang dipelajari. AQ memampukan seseorang kuat secara emosi. Lebih lagi, AQ memampukan seseorang mengatur masalah, kesulitan dan mengubah hambatan menjadi peluang. Keren ya?

Paul Stolz mencetuskan Adversity Quotient (AQ) dalam bukunya: Adversity Quotient: Turning Obstacles into Opportunities. Membaca penjelasan tadi, AQ sangat penting. Gimana menurutmu?

Why Adversity Quotient (AQ) is Really Important

AQ sangat penting mengingat kenaikan level stres di dalam hubungan sosial dan di tempat kerja. Sering banget, aku dengar curhatan teman yang stress dengan pacarnya atau dengan lingkungan kerja di kantornya. Akhirnya, gangguan kesehatan mental muncul.

Selanjutnya, tingkat AQ yang baik mampu

  • mencegah gangguan mental.
  • meningkatkan produktivitas, kapasitas, kinerja, inovasi dan moralitas sehingga berpengaruh pada kesuksesan.
  • mampu mengatasi trauma.

Human Categories Based on Adversity Quotient (AQ)

Selain mencetuskan Adversity Quotient (AQ), Paul juga mengkategorikan manusia berdasarkan AQ.

Quitters yaitu tipe orang yang mudah menyerah pada situasi sulit, membiarkan masalah ngga selesai. Kalau di dunia kerja, dia menghindari tanggung jawab rumit. Ngga ada ambisi. Sedangkan, campers yaitu mereka yang siap berjuang ketika menghadapi kesulitan namun lemah menghadapi masalah karena takut. Mereka tidak gigih menyelesaikan masalah atau mencapai target. Mereka digolongkan sebagai karyawan biasa dimana perusahaan tidak akan mendapatkan hasil terbaik. Yang terakhir, climbers. Mereka adalah real achievers. Mereka selalu berjuang untuk sukses. Jika belum berhasil, mereka pantang menyerah. Mereka optimis dan motivasinya kua serta tidak pernah hilang harapan. Mereka juga tipe yang konsisten. Hasilnya, mereka merupakan pekerja yang ideal, tidak segan berusaha lebih keras untuk diri mereka sendiri dan perusahaan.

Terakhir, Adversity Quotient (AQ) sangat penting termasuk Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ). Tentu saja, adversity quotient bisa di tingkatkan. Akan aku cari lagi informasinya dan akan aku share ya.

Adveristy quotient perlu dipupuk dan dikembangkan sejak kecil agar waktu dewasa menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.

Susiana Samsoedin

Referensi

Pawitri, Anandika. Adversity Quotient, Tak Kalah Penting dari IQ dan EQ. 2021. https://www.sehatq.com/artikel/adversity-quotient

Safi’i et al. The effect of the adversity quotient on student performance, student learning autonomy and student achievement in the COVID-19 pandemic era: evidence from Indonesia. National Library of Medicine. 2021.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8654637/

Superxlearning. https://superxlearning.com/what-is-adversity-quotient-aq/

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *